KOTA PROBOLINGGO - Puncak peringatan hari ulang tahun Kota Probolinggo ke-653 pada Sabtu (22/19) siang adalah gelar pawai budaya. Berbeda dengan pawai budaya sebelum-sebelumnya, pawai budaya kali ini tidak mengambil kontingen dari luar kota. Semua peserta pawai berasal dari Kota Probolinggo sendiri, antara lain melibatkan seluruh satuan kerja di lingkungan Pemkot Probolinggo, partai politik, kelompok sosial keagamaan, dan pelaku usaha.
Tampilan yang paling mendominasi dalam pawai tersebut adalah angkutan becak. Hampir setiap satuan kerja menyewa becak kemudian menghiasinya. Ada yang ditutup dengan kain warna merah dan dihiasi kembang buatan, ada pula yang ditutup dengan gabus corak warna disesuaikan program atau tema dari masing-masing satker.
Sebagian satker banyak yang memakai baju tradisional Madura dan Jawa. Etnis Tionghua dan Arab pun tak mau dalam partisipasinya mereka tampil memukau menghibur ribuan penonton yang memadati sepanjang rute pawai mulai start depan Kantor Pemkot Probolinggo hingga finis di alun-alun kota.
"Pawai budaya kali ini memang tidak mendatangkan dari luar daerah. Saya sudah mengintruksikan ke seluruh satuan kerja dan peserta lainnya. Semua peserta pawai budaya dari Kota Probolinggo," ujar Walikota HM Buchori
Kutipan dari : http://www.harianmetronews.com/pemerintahan/item/3434-pawai-budaya-sebagai-puncak-hut-kota-probolinggo.html
As the operator of a horse ranch, I'm in search of tractors suited for arena upkeep, transporting materials, and land clearing. The John Deere 750 is definitely on my radar due to its durability, but I am also looking at the John Deere 4840 because of its enhanced horsepower. For navigating around stables, the Kubota B2601 would be an excellent choice, while the John Deere 2010 seems like a solid option for managing pastures. Right now, I’m weighing whether the John Deere 420 is the most suitable pick for my everyday farming activities. Which one do you recommend I purchase?
BalasHapus